×

Menghitung Kebutuhan Plesteran Dan Acian

Jika seorang tukang benar-benar ahli ataupun profesional, maka kemungkinan besar pekerjaan bisa cepat terselesaikan. Selain itu, pekerjaan juga akan lebih rapi sehingga secara tidak langsung juga bisa memangkas biaya tenaga pekerja.

  1. Harga atau Kualitas Pasir

Material utama yang biasa digunakan untuk plesteran adalah semen dan pasir. Pastinya harga kedua material tersebut juga sangat beragam. Untuk pekerjaan plesteran pada umumnya akan menggunakan pasir pasang sebagai lapisan penutup bata ataupun pasangan dinding yang lainnya sehingga akan nampak lebih rapi dan bersih. Jika pasir yang Anda gunakan berkualitas maka dapat mempengaruhi harga plesteran itu sendiri.



  1. Merk Semen

Selain harga tukang dan pasir, harga semen ternyata juga sangat bervariasi. Namun penting untuk diketahui bahwa harga semen tidak memberikan pengaruh yang terlalu banyak. Hal ini karena selisih antara satu merk semen dengan merk yang lainnya tidak begitu banyak. Bahkan untuk selisih antar toko bahan bangunan umumnya juga tidak signifikan.

Pada umumnya material semen dikemas dalam setiap sak dengan berat mencapai 40 kg atau 50 kg. Harga semen yang biasa digunakan dalam pekerjaan plesteran sendiri mulai dari Rp 50.000 sampai dengan Rp 60.000.

Sedangkan untuk semen yang digunakan dalam pekerjaan lainnya, harga jualnya lebih bervariasi. Beberapa merk lokal produk semen yang paling umum digunakan di Indonesia adalah Tiga Roda, Holcim, Padang, Gresik, Merah, Padang, Putih, dan lain sebagainya.

  1. Mutu Plesteran atau Komposisi Adukan Pasangan (Semen : Pasir)

Sama halnya dengan beberapa hal di atas, komposisi adukan ternyata akan sangat berpengaruh terhadap harga. Sebagai contoh, adukan dari perbandingan campuran antara 1 semen : 5 pasir sudah pasti akan jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan campuran antara 1 semen : 7 pasir. Hal ini karena penggunaan semennya yang jauh lebih banyak.

  1. Tebal Plesteran

Tebal plesteran jika menggunakan adukan biasa umumnya sekitar 15 sampai 30 mm. Tebal plesteran tersebut juga dapat mempengaruhi harga plesteran. Semakin tebal plesteran maka akan semakin mahal juga harganya.

Supaya lebih menghemat biasa, sebaiknya menggunakan plesteran yang memiliki tebal lebih tipis yaitu 15 mm. Akan tetapi, untuk membuat plesteran dengan tebal tipis bisa dibilang cukup sulit. Untuk membuat plesteran tipis maka dibutuhkan pemasangan dinding yang rapi atau lot. Sehingga dalam hal ini tukang diharuskan bisa rapi dan teliti saat memasang dinding.

  1. Lokasi Plesteran

Faktor yang dapat mempengaruhi harga plesteran yang selanjutnya adalah lokasi plesteran. Hal ini karena lokasi dapat mempengaruhi tingkat kesulitan ketika melakukan pengerjaan plesteran. Sebagai contoh, plesteran pada lantai 2 umumnya akan membutuhkan biaya yang lebih mahal dibandingkan dengan lantai 1.

Contoh lainnya adalah plesteran yang memiliki lokasi sangat sulit atau tinggi sehingga dibutuhkan adanya perancah. Hal ini tentunya juga akan membuat harga atau ongkos tukangnya menjadi lebih mahal.

Baca juga: Harga Borongan Pasang Keramik Dinding Dan Lantai

Tips dalam Pekerjaan Plesteran

Ada beberapa tips yang perlu dilakukan untuk bisa membuat plesteran yang baik dan awet. Beberapa tips tersebut adalah sebagai berikut.

  • Pemasangan batako atau dinding batu bata merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Pemasangan batu bata harus dilakukan secara tegak lurus dan rapi untuk lebih menghemat pekerjaan plesteran.
  • Sebelum melaksanakan pekerjaan plesteran, bagian dinding yang ingin dipasangai plesteran harus dibasahi terlebih dahulu. Hal ini bertujuan supaya dinding dalam kondisi lembab.
  • Perbandingan campuran yang digunakan untuk membuat adukan plesteran harus sesuai. Adapun untuk standard minimalnya adalah 1 banding 7 atau 1 semen dengan 7 pasir.
  • Gunakan benang untuk dapat menentukan ketegakan horizontal dan vertikal, pastikan bahwa ketebalan plesteran selalu dicek sesuai dengan perencanaan.
  • Selama proses plesteran, jangan lupa untuk selalu memperhatikan instalasi listrik yang tertanam dalam plesteran. Hal ini bertujuan untuk menghindari kesalahan supaya nantinya tidak membobok ulang plesteran.
  • Metode kerja dalam pembuatan plesteran harus menggunakan jidar alumunium. Hindari penggunaan kayu karena kayu umumnya memiliki bagian permukaan yang tidak rata sempurna.
  • Pekerjaan acian baru bisa dilakukan setelah pekerjaan plesteran tersebut sudah cukup kuat dan kering. Jangan terburu-buru untuk melakukan pekerjaan aci, sebab jika hal tersebut dilakukan akan membuat terjadinya pemanasan pada dinding. Sehingga akan menimbulkan adanya reta-retak rambut di bagian dinding.

Pengertian Acian

Cara Menghitung Kebutuhan Plesteran Dan Acian

Jika Anda sudah sedikit memahami pengertian plesteran, selanjutnya kami akan membahas tentang acian. Acian adalah suatu bagian dalam proses pengerjaan dinding atau lantai untuk dapat menutupi pori-pori atau memperhalus plesteran.

Material yang digunakan berbeda untuk pembuatan plesteran. Hal ini karena dalam pembuatan acian tidak menggunakan pasir, cukup dengan menggunakan campuran semen dengan air saja. Sementara untuk ketebalan acian kurang lebih sekitar 1 mm sampai dengan 3 mm.

Supaya nantinya tidak terjadi keretakan pada acian, maka acian bisa dilakukan setelah plesteran benar-benar kering dan tidak akan terjadi penyusutan lagi. Untuk dinding bagian dalam kurang lebih 2 sampai dengan 3 minggu, sementara untuk dinding bagian luar bisa mulai dilakukan pada acian umur sekitar 2 minggu.

Simpulan

Cara Menghitung Kebutuhan Plesteran Dan Acian

Jadi perbedaannya yaitu plesteran akan dilakukan setelah pemasangan bata atau pembuatan beton yang memiliki tujuan untuk dapat menutup bagian permukaannya agar terlihat lebih rapi, halus dan juga rata. Sementara untuk acian akan dilakukan setelah plesteran, yang memiliki fungsi utama untuk dapat menghaluskan plesteran.